Cerita dibalik selembar kain cadar

Bismillahirahmanirahim...
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat2 fillah ku yang di rahmati Allah swt ,semoga kalian senantiasa selalu berada dalam.lindungan  Allah swt ,
Masih kah engkau kuat dicaci wahai saudariku ?? Masihkah engkau kuat menjadi org asing dimata mereka?
Masih kah engkau kuat dikatain teroris? Wahai saudariku tetaplah bersabar karna istiqomah memang butuh kesabaran yg tinggi , semoga kita senantiasa mendapatkan ridho dari Allah swt ,aamiin
 
 Dan aku sangat kagum dan nyaman memakainya

Jujur aja, saya salut dan merasa kagum pada akhwat yang gigih ‘berjuang’ untuk bisa menutup wajahnya dengan niqab atau cadar.

Ada yang ngumpet-ngumpet, pas kajian pakai, begitu sampai dekat rumah dilepas.

Ada yang tiap keluar rumah diejek, dihina, dipandang dengan tatapan seolah-olah ia adalah makhluk asing dari planet lain. Atau lebih kejamnya lagi, istri teroris.

Ada yang dibilang bercadar hanya untuk menutupi wajahnya yang buruk atau cacat.

Ada yang butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapat izin dari sang suami agar diizinkan bercadar.

Ada yang sampai cadar-cadarnya dibuang dan dibakar oleh orang tua yang belum paham tentang syari’at cadar.

Ada yang hanya bisa memandang dengan tatapan iri ketika saudari-saudarinya lewat di depannya dengan wajah yang tertutup rapat.

Ada yang terpaksa memendam keinginan mulia itu, dan terus berharap ia dapat mengenakannya sebelum kelak Allah memanggilnya.

There is a different woman, a different story, a different path behind that piece of cloth.

Banyak cerita di balik selembar kain penutup wajah itu. Ada yang mulus, ada juga yang penuh liku. Kita tidak pernah tahu apa yang harus mereka perjuangkan untuk dapat menutup wajahnya dengan cadar.

Tak jarang, pengorbanan dan air mata menghiasi perjalanan mereka, wanita-wanita tangguh yang darinya saya banyak mengambil ibrah. Kegigihan mereka mempertahankan niqabnya itulah yang membuat saya bersemangat untuk mengikuti jejak mereka.

Apa lagi yang saya tunggu? Sampai kapan saya mau menunda? Sedang kemudahan untuk menjalankannya ada di depan mata. Sungguh saya malu dengan mereka yang karena niqabnya diuji, ditentang dan dimusuhi namun tetap tegar berdiri.

Karena di hari ini, menegakkan sunnah adalah seperti menggenggam bara api. Panas, tapi harus tetap digenggam agar tidak tergelincir dalam kesesatan setelah hidayah itu datang menyapa.

Barakallaahu fiykunna, saudariku..

Semoga Allah memudahkan niat dan tekadmu untuk mengikuti jejak mereka yang lebih dulu memilih jalan ini.

No comments